6:29 AM
0
SADARI BAHWA PENDIAM TURUNAN ITU TIDAK BENAR

Saya seorang pendiam karena orang tua saya pendiam, saya adalah turunan orang pendiam.   Coba saya tebak, bagi sobat semua yang pernah berfikiran seperti itu pasti beranggapan berbicara adalah hal yang mematikan, apalagi di depan umum.

Dalam psikologi komunikasi, pendiam adalah suatu tanda manusia tidak berbuat apa-apa, pendiam adalah hal yang salah karena pendiam itu sesuatu yang tidak wajar. Manusia adalah mahluk sosial sobat, dia harus berbicara  verbal maupun non-verbal. Jika sobat mahluk sosial, berbicara, mendengar kemudian bereaksi terhadap sesuatu barulah menjadi seutuhnya mahluk sosial.

Coba kita kembali ke cerita awal, kepercayaan-kepercayaan seperti pendiam itu keturunan. Sehingga sangat mudah sobat menyalahkan, "bapak saya pendiam, ibu saya pendiam, jadi wajar saya juga pendiam". Belum lagi seluruh rumah pendiam, kakak pendiam, pembantu pendiam, tukang kebun juga ikut ikutan pendiam. Saya ingatkan dari awal sobat, Pendiam bukanlan sesuatu yang wajar.
Padahal ni sobat, sebaik-baiknya manusia selalu melakukan sesuatu, hanya saja dalam porsi yang tertentu.
Belum lagi ada yang berpendapat bahwa, "saya terbiasa bekerja dibelakang meja", "tidak perlu saya yang berbicara". Sadari lagi, pendiam tidaklah selalu menguntungkan. Sobat semua akan dinilai pasif dalam sebuah organisasi, jika sudah dinilai pasif dalam sebuah organisasi, jangan pernah berharap untuk menjadi pimpinan atau ketua organisasi yang sobat ikuti, dan masih banyak kerugian lainnya lagi.

Jika memang sobat menganggap tidak semua pembicaraan harus direspon karena terkadang tidak bermanfaat, pasti diam adalah opsi yang tepat menurut sobat. Tapi bagaimana terjadi pembicaraan yang bermanfaat tetapi sobat hanya diam saja? Coba tanyakan ini kepada diri sobat sendiri?
·         Kalau memang sobat mengatakan itu tidak bermanfaat, kenapa sobat tidak berbicara? Coba gantilah dengan pemikiran, "bagaimana agar setiap kali saya berbicara selalu bermanfaat".

·         Kenapa kita memikirkan yang sia-sia?, bukankah hidup kita harus bermanfaat? Ubahlah pikiran tersebut mejadi, "pikirkan sesuatu yang bermanfaat".

kesimpulannya adalah, jangan pernah mengkarakterkan diri sobat, ketika ada kawan sobat yang sekiranya dia adalah pendiam, jangan beri ia "title" sebagai pendiam. Anggap saja ia sedang mengira-ngirakan waktu yang tepat untuk berbicara, tidak peduli sebarapa lama yang ia butuhkan. Sudah dijelaskan diatas bahwa mahluk hidup memiliki porsi berbicara yang berbeda.

0 komentar:

Post a Comment

Powered By Blogger